20 Januari 2013

Metode pembelajaran guru yang dinilai salah


Kali ini gue akan mengutarakan (bukan arah mata angin bro/sist :D) pendapat yang sejak gue masih menyandang status sebagai siswa selalu gue pikir-pikir, tentang metode  pembelajaran guru-guru di sekolahan yg menurut gue tidak cocok untuk diterapkan dalam proses belajar-mengajar. Siapa tahu ada dari pembaca yang bercita-cita ingin menjadi guru atau pengajar alangkah baiknya memperhatikan ini, agar tidak ada yang salah dalam metode pengajarannya :)
O.k langsung saja... (yaa udah gass full..)



1. Diskusi ,diskusi umumnya  dikuasai oleh murid-murid yang gemar atau pandai berbicara ( seperti saya ƪ(ˇ▼ˇ)¬ )  , jadi murid yang susah untuk berbicara/berkata-kata akan sulit untuk berkecimpung dalam dunia diskusi apalagi kalau murid tersebut tidak bisa mengucapkan huruf  “R” ketika ketemu sebuah kata,Kontrol” misalnya, bukannya diperhatikan dengan seksama tapi yang terjadi malah dia ditertawakan disebabkan pelafalannya yang mengundang tawa, coba anda bayangkan  suasana diskusi yang tadinya serius dalam membahas sesuatu(seperti diskusi  ILC di tv One) tiba-tiba berubah menjadi acara lawakan monolog seperti stand up comedy , apa ngga aneh -_- (*gue langsung spontan ketawa ketika ngebayanginnya :D ) , selanjutnya kelemahan diskusi adalah murid-murid yang tadi susah untuk ngomong, mereka cenderung tidak ikut aktif dalam kegiatan diskusi dan lebih memilih untuk Cuek alias tidak peduli dan yang dilakukan adalah tunduk memegang HP seperti ingin mencium lantai,sambil meng-update status di facebook “Emang gue pikirin apa yang lu pade ngomongin ƪ(˘˛˘)ʃ ". Ini adalah bukti bahwa metode diskusi sangat tidak efektif untuk diterapkan dalam proses belajar-mengajar.
 
2. Teori tanpa Praktek , Ini adalah salah satu kelemahan metode belajar-mengajar yang dimiliki oleh guru-guru di sekolah, mereka menjelaskan panjang lebar kepada murid-muridnya tanpa mempraktekkannya, pembelajaran yang bertemakan teori terus menerus akan berakibat Pelajar cenderung bersifat idealis & Kutu Buku. Dan ini sangat mempengaruhi pola pikir siswa tersebut ketika ia sudah keluar dari sekolah dan menjadi mahasiswa misalnya, dan berada di lingkungan rumahnya, kebanyakan Pelajar lebih sering mengkritik sesuatu tanpa memberikan solusi(tanpa berbuat sesuatu terhadapnya) “Talk more, do less” .Contohnya:  si Pelajar berkata “Orang indonesia itu bodoh yah!” trus gue bertanya “knapa lo bilang orang indonesia bodoh?” Dia jawab “Lo liat aja ekonomi indonesia, kenapa kita jual barang mentah ke luar negeri trus setelah diolah kita beli lagi dengan harga yang lebih mahal kan bodoh banget kenapa gak kita olah sendiri aja” jelasnya Puanjang lebar, trus gue tanya balik “lo sebagai pelajar yang mengerti bginian apa yang bakal lo lakuin ?” ternyata dia gak bisa ngapa-ngapain, dia Cuma bisa kritik tapi ga bisa kasih solusi (Omong kosong). Inilah akibat dari cara guru mengajarkan siswanya  sewaktu disekolahan sesuatu yang lebih banyak teori dibanding prakteknya.

3.OOT (Out Of Topic) atau keluar dari pembahasan pelajaran yang diajarkan oleh para guru-guru, memang metode cara pengajaran 2 arah lebih efektif dari pengajaran 1 arah, yaitu membuat suasana  menjadi tidak membosankan, selama apa yang diceritakan oleh guru tersebut masih ada hubungannya dengan pelajaran yang sedang diajarkan, akan tetapi terkadang yang terjadi adalah guru malah menceritakan tentang kehidupan sehari-harinya yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran,ceritanya beragam  seperti Ditilang polisi, Jalan-jalan sore, perabot2 rumah tangga dll.. (INI APA HUBUNGANNYA ???!!) :D, dan yang paling sering diceritakan guru-guru adalah tentang kehidupan rumah tangganya. Saya katakan ini justru membuat Image seorang guru menjadi jelek di mata siswa, Jadi tidak heran jikalau ada guru yang menjadi bahan Olok-olokan oleh para siswa-siswa. 

 O.k itu saja pendapat dari gue sebagai mantan siswa berprestasi(berikan tepuk tangan) yang pernah mengenyam-nyam(tapi gue ngga kenyang -_-) pendidikan di sekolah.
                                                                                                        
                                                                                                                          -See you next time ;) 

15 komentar:

  1. Ituu maah metode pngajaran guru yg tdk profesional,, emang beneerr tuuh, bxak guru yg kayak gitu, tp guru profesional & jdi idola siswa jg gag sdikit,, intix jdi guru ituu ga' mudah.. Perlu penghargaan yg tggi looh buat mreka..

    BalasHapus
  2. saya SANGAT setuju pendapat diatas tpi tidak untuk poin 1, menurutku justru metode diskusi yg dibutuhnkan sma siswa sekarang ini, supaya sistem SCL (Student center learning) itu bisa diaplikasikan dlm pembelajaran siswa.. justru dengan diskusi bisa menambah emosi siswa untuk menggali ilmunyaa (yah supaya siswa dak kaku gitu ee)
    but, poin 2 dan 3 setuju bget mas bro (pernah ngalamin sih )

    BalasHapus
    Balasan
    1. "justru dengan diskusi bisa menambah emosi siswa untuk menggali ilmunyaa",
      ini yang perlu di pikirkan lagi,bahwa dengan memainkan peran emosi siswa, proses belajar menjadi tidak kondusif dan tidak terkendali,situasi berkembang dengan bertele-tele, penuh perbedaan pendapat, malah yg terjadi justru hasilnya tidak seperti yg di harapkan. selanjutnya diskusi sulit untuk diterapkan ditingkat sklh dasar..melihat materi diskusi yg bersifat advance..
      dan yang terakhir adalah memakan waktu. :) *terkadang anda dapatkan materi yang dibawakan dengan diskusi tdk selesai tepat pada waktu yg dinginkan sehingga harus dilanjutkan di pertemuan berikutnya bukan ? :)

      Hapus
    2. terimakash, comment sya terima ...
      tapi, dengan diskusi lebh bnyk hal positif yg didapat, salah stunya mengajarkan bgaimana cara siswa itu bisa mempertahankan apa yg dianggapnya benar, klo maslah emosi justru lebih aktfki kelas, tidak suram (bukan horor yhh.. sya rasa itu realita yg sy rasakan slama sekolah.. bandingkan pi guru yg sistemnya teori sja, dia semua yg ambil andil tpi siswa hanya dipaksa bagaimana dy harus menerima itu pelajarann, (kaku bget kan)..
      iyahh, klo maslah penerapannya memang dak bisa diterapkan tingkat SD, maksdku diterapkan tingkat SMP, SMA bahkan Perkuliahan :D
      dan maslah waktu... yahhh itu cuma masalah teknisi mas bro :D

      Hapus
    3. "salah stunya mengajarkan bgaimana cara siswa itu bisa mempertahankan apa yg dianggapnya benar"

      Kita yang jadi peserta diskusi hanya menuruti hawa nafsu dalam berbicara untuk mempertahankan kelompok kita walaupun apa yang kita sampaikan itu salah( sesuai perkataan anda diatas yang saya potong)!(itu sudah menjadi ketentuan). Akibat yang di timbulkan dari seringnya kita berdebat dalam diskusi adalah melahirkan generasi2 muda yang mudah membangkang terhadap kebenaran2 yang ada! Dan yang salah dari guru adalah merka hanya senang menikmati perdebatan2 yang kita lakukan! Gw pernah bertanya2 dalam hati saat gw habis diskusi, pada saat itu kelompok gw menang, pertanyaanya kyk gini "apa yang kita dapatkan setelah kita berdiskusi? Apakah kita akan bertambah pintar?! Lihat saja sidang paripurna kasus bank century mereka para anggota DPR, hanya berbicara mengikuti hawa nafsunya untuk mempertahankan pendapat mereka seakan-akan merekalah yang paling benar dan itulah sebesar-besarnya kesombongan!

      Intinya gini aja :)"perdebatan yang terjadi dalam diskusi akan melahirkan generasi muda yang sombong dan sulit menerima nasehat, karena yang mereka cari bukanlah kebenaran melainkan kemenangan". Sebenranya bukan diskusinya yg gw salahin tetapi perdebatanya, tapi perdebatan itu terjadi melalui jalan diskusi! Jadi jika guru menrapkan metode ini! Siap2 aj menunggu kehancuran di masa depan nanti!

      mari berpikir :)

      Hapus
    4. siap2 aja menunggu kehancuran dimasa depan nanti " jangan terkesan menjudge yah :D
      mungkin bgini ksmpulannya (menurut gue) sistem diskusi menjadi salah satu sistem yg tetap bgus diterapkan (kecuali SD, dgn alasan berat bget) tpi sistemnya mungkin yg salah dan mash diterapkan disekolah kita tercinta dulu... bgaimanapun sistem diskusi mash diutamakan hingga kini dalam dunia perkuliahan saat ini ( dikenal dgn nama SCL) rata2 PTN menerapkan sistem ini) dan gue sutuju bget..(smkin tinggi tingkt pendidikan maka cara menempatkan sistem diskusi dalam pembelajaran semakin baik)...
      jgn samain lahhh dgn yg ada di DPR snaaa, kan kita tau sistemnya kotorrrr, jdi maklum klo ngutamain kepentingan pribadi...
      intinya, proses yg diperbaikiii :D makanya guru yg baik adalah guru yg bisa meluruskan apa yg salah (gak tau deh apa itu berlaku di sekolah kita)

      Hapus
    5. itu bukan judge -_-" ,itu wanti2 bro.. anda jangan berpikir yang tdk2 dong :D

      Hapus
  3. iyahh intinya sya tetap setuju dgn diskusi... sya maunya objeknya itu SMA kitaaa :D dan diskusi adalah hal yg urgent untuk diterapkan, sya dak mau seakan akan ada intervensi masalah pendidikan yg pernah sya alami dgn masalah pendidikan lain :D
    tenang, sya suka membaca ( lebih ke open mind book, ukan novel terlebih komik : )
    Sekli lagi ini urgent

    BalasHapus
  4. ANGKAT TANGAN SAYA

    AsyShahid_AM
    [skatersklk.blogspot.com]

    BalasHapus
    Balasan
    1. weh bayar!! knapa ada ikut link blogmu di bawahnya,, bagian dari promo itu..dan yg promo2 harus bayar pajak :D

      Hapus
    2. Daripada mata cicak :D hehehe..mana ko pili

      Hapus
  5. kalau begitu...,,














    saya ikut jg promo

    edysetiawantassa.blogspot.com

    BalasHapus